Friday, August 12, 2011

Nazaruddin Tertangkap Karena Gak Pernah Nonton NCIS


AKHIRNYA, Muhammad Nazaruddin, buronan paling hot saat ini tertangkap sudah. Banyak kisah, cerita dan teori yang mewarnai penangkapan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini. Namun tahukah Anda jika tertangkapnya Nazaruddin karena dia gak pernah nonton NCIS?

ncis1

Sebelum lanjut, NCIS itu apaan sih? NCIS adalah serial film televisi paling populer saat ini. Di Amerika Serikat, NCIS termasuk dalam tayangan yang paling disukai. Kepopulerannya bahkan mengalahkan CSI yang selama bertahun-tahun menjadi film paling digemari. Saking populernya hingga kemudian dibuatkan ‘franchise’-nya yakni NCIS: LA, yang lebih banyak aksi.
NCIS berkisah tentang sebuah unit yang mengusut setiap pembunuhan yang melibatkan marinir atau petugas yang berdinas di Angkatan Laut Amerika Serikat. Unit ini dilengkapi peralatan canggih, baik yang terkait dengan komunikasi, identifikasi maupun otopsi.

Lalu apa hubungannya NCIS dengan Nazaruddin? Sejauh yang saya tahu, hubungan keduanya baik-baik saja, hehehe. Kecuali, ya itu tadi. Kelihatannya Nazaruddin tak pernah menyaksikan tayangan NCIS.

Jika Nazaruddin sering nonton NCIS, dia akan tahu bahwa dengan teknologi saat ini, tidaklah sulit melacak alamat telepon, sekalipun itu lintas negara. Dia juga akan tahu bahwa bukan hal yang sukar untuk melacak jejak yang ditinggalkan di dunia maya, terutama Skype. Dia juga akan tahu, mengidentifikasi sebuah paspor apakah asli atau aspal merupakan hal yang sangat mudah.

Di NCIS, petugas bagian IT yakni McGee bisa melacak pengirim telepon sekalipun si penelpon menggunakan nomor pra bayar sekali pakai. Jika si penelepon menggunakan telepon genggam, ponselnya juga bisa dilacak dengan mengaktifkan GPS. McGee juga bisa melacak jejak yang ditinggalkan dalam suatu aktifitas di internet. Bukan hanya melacak ip-addres, namun juga rumah tempat dia beraktivitas. Dengan integrasi pencitraan satelit, alamat penelpon atau pengguna Skype bisa dipetakan dengan mudah.

McGee juga bisa mencari buronan atau tersangka pelaku kejahatan, dengan mengintegrasi database kepolisian, FBI bahkan Interpol. Dia dengan mudah bisa mencari kecocokan wajah buronan Interpol dengan pihak yang dicurigai. Mereka juga punya software identifikasi wajah, dan bisa mengetahui kemungkinan penyamaran yang dilakukan tersangka.

Jika Nazaruddin suka nonton NCIS pasti dia tak akan berlama-lama berbincang dengan reporter televisi dalam ‘wawancara eksklusif’, apalagi jika sampai bermenit-menit. Karena semakin lama dia berbincang, semakin memudahkan pelacakan. Nazaruddin juga pasti tak akan berani memamerkan wajahnya dalam bincang eksklusif menggunakan Skype.

Mungkin Nazaruddin berpikir, teknologi yang dimiliki Indonesia belum secanggih Amerika. Bahwa kecanggihan teknologi komunikasi yang terlihat di film-film itu hanya fiksi dan khayalan semata. Mungkin untuk hal tertentu dia benar. Mungkin saja memang teknologi kita belum semaju seperti yang diperlihatkan di NCIS. Namun dia lupa. Belum maju bukan berarti tak bisa.

Buktinya, hanya beberapa saat setelah wawancara via Skype dipublikasikan, sudah ada komentar dari beberapa pihak bahwa Nazaruddin diperkirakan berada di Amerika Selatan.

Jika Nazaruddin rajin nonton NCIS dia akan tahu bahwa menggunakan paspor palsu, atau paspor asli dengan meminjam nama lain, bukanlah langkah yang benar-benar aman. Apalagi jika dia sudah termasuk dalam buronan Interpol. Sekali dia melewati imigrasi atau pabean di bandar udara, data atau profil wajahnya akan ‘berkedip’ di database Interpol. Menggunakan paspor palsu artinya Nazaruddin hanya mengulur waktu saja karena cepat atau lambat pasti akan ketahuan.

Dan klimaksnya, seperti kita semua tahu, Nazaruddin memang akhirnya tertangkap di Cartagena, Kolombia.

Detil sehingga Nazaruddin bisa tercium jejaknya dan tertangkap mungkin tak akan pernah dipublikasikan. Namun saya yakin, Nazaruddin punya andil dalam penangkapannya. Kalau saja dia tak ‘gatal’ untuk bercuap-cuap di telepon, kalau dia tak tergoda untuk ‘bernarsis ria’ melalui Skype, kalau dia tak nekat menggunakan paspor palsu, mungkin akhir kisahnya akan sedikit berbeda.

Namun nasi sudah menjadi bubur. Dan bagi Nazaruddin, bubur yang tercipta mungkin tidak terlalu enak.

Sekarang kita semua menunggu bagaimana akhir kisah dari ‘sinetron’ yang melibatkan Nazaruddin ini. Jika semua ‘nyanyian’ yang diungkap Nazaruddin di persembunyiannya benar (atau taruhlah hanya separuh yang benar), pasti banyak pihak yang kini justru ketar-ketir dengan tertangkapnya Nazaruddin.

Penangkapan Nazaruddin mungkin akan membawa kita ke babak baru dalam pengungkapan korupsi.

Sambil menunggu bagaimana lakon Nazaruddin berakhir, mungkin sebaiknya kita nonton NCIS aja, hehehe. Ada yang mau ikutan?

Thursday, August 11, 2011

Baduy Dalam Apa yang Boleh dan Apa Yang Tidak

detik_058jpg-
Anak-anak dari Kampung Cipaler, Baduy Luar yang mengenakan baju semacam kebaya berwarna cokelat.

Foto selengkapnya


Banten - Setelah pada malam harinya beperjalanan selama 3 jam jalan kaki dari Nangerang, pagi ini (10/10/10) saya terbangun di Cibeo dengan perasaan bahagia. Kenapa? Ada perasaan excited berlebih karena ini saatnya saya bisa mencoba hidup ala masyarakat Baduy yang begitu sederhana dan apa adanya. Sebagai awal, pagi ini dimulailah beberapa ritual yang boleh dilakukan di kampung Baduy Dalam; berkegiatan di sungai.
Pertama, soal mandi. Sejak sebelum ada niatan ke kampung ini pun, saya sudah tahu kalau mandi, sikat gigi, atau cuci-cuci tidak boleh menggunakan yang namanya sabun, pasta gigi, dan sebangsanya itu. Tapi, yang saya tidak tahu adalah perihal tata cara berkegiatan antara laki-laki dan perempuan di sungai.
Sedari awal saya berpikir, bagaimana bisa mandi di sungai bertelanjang diri tanpa malu dilihat orang yang lain jenis kelamin. Lalu saya menduga-duga, apakah memang bertelanjang diri di depan yang berlainan jenis kelamin merupakan hal yang sudah sangat biasa di Baduy? Tapi lalu kini saya tidak perlu lagi menduga-duga, karena saya ada di Baduy. Maka, saya tanya pada Ibu Surjaya (pemilik rumah tempat saya tinggal selama di Cibeo) mengenai hal ini. Jawabnya, kegiatan antara laki-laki dan perempuan di sungai itu terpisah. Maksudnya, para lelaki biasa mandi di bagian sungai sisi ini, lalu para perempuan akan mengambil tempat di sisi yang satunya lagi. Jadi, kegiatan vital itu murni terpisah.

Selesai bebersih badan seadanya di sungai (tidak bisa disebut mandi), saya ditemani Pak Erwin (pendamping lokal selama di Cibeo), berkeliling kampung. Dengan segera, pengetahuan unik kedua saya dapat. Kali ini, mengenai puun (pemimpin adat). Saya pikir, puun akan menjadi "duta" untuk menyambut para tamu yang datang ke wilayahnya. Saya pikir lagi, ketika berada di kampung Baduy, kita akan dianjurkan untuk berkunjung ke rumah puun dan bersilaturahmi. Tapi, tidak begitu kenyataannya. Rumah puun sama sekali tidak boleh dikunjungi. Bahkan, untuk bisa melihatnya saja, kita harus berdiri di jarak tertentu, tidak boleh terlalu dekat, tidak boleh melewati batas. Ketika saya tanya Pak Erwin, ia hanya menjawab, "Ini termasuk peraturan adat." Dan, katanya pula, hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat atau bertemu dengan puun, bahkan di saat-saat tidak disengaja. Alhasil, selama tiga hari dua malam di Cibeo, saya sama sekali tidak bertemu puun Cibeo. Padahal, menurut warga Cibeo sendiri, puun sama seperti rakyat biasa, yang juga ke ladang. Hanya saja, sebagian besar waktunya adalah pergi ke kota untuk mengurusi urusan kampung. Ah ya, pantas...
Menjelajahi Cibeo ini tidak bisa dibilang membosankan. Meski hanya terdiri dari kurang dari 100 rumah, kampung ini punya faktor ada-ada-saja yang selalu seru. Bahkan, kesunyian kampung kala siang bisa menjadi pertanyaan bagus dan akan juga dijawab dengan jawaban yang menarik pula. Setiap kampung di tiga kampung Baduy Dalam (Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik) punya kondisi yang sama setiap harinya. Sepanjang hari, kampung mereka kosong. Semua warga pergi ke ladang, mulai dari lelaki sampai anak-anak. Biasanya, yang tertinggal di kampung hanya beberapa lelaki muda yang kedapatan tugas ronda atau menjaga kampung. Biasanya, berkisar 3-8 orang.
Setelah obrol-obrol sedikit dengan kumpulan lelaki yang sedang ronda, kami berjalan lagi. Hal selanjutnya yang saya baru tahu adalah soal ternak di Baduy Dalam. Bahwa ternyata ada beberapa hewan yang boleh hidup di kampung-kampung di Baduy Dalam, dan ada yang tidak. Ada pula yang boleh dimakan, dan ada yang tidak. Hewan-hewan yang boleh dipelihara adalah ayam, anjing, dan kucing. Sementara yang tidak boleh adalah kerbau, sapi, dan kambing. Lalu, untuk yang boleh dimakan adalah ayam atau ikan. Sisanya yang tadi saya sebutkan dilarang. Yang menarik soal makanan adalah kasus singkong. Di Baduy Dalam, singkong tidak boleh ditanam, tapi ia boleh ditanam, hanya saja bahannya (singkongnya) dibeli dari luar Baduy Dalam. Aneh, tapi ya begitulah.
Yang menguntungkan soal makanan saat saya berkunjung ialah saat itu sedang musim duren. Jadi, saya bisa makan duren gratis yang luar biasa manis karena matang di pohon. Yummm... Di luar itu, masyarakat Cibeo itu punya camilan yang enak amat sangat, yaitu pisang goreng kering yang entah bagaimana bisa jadi serupa keripik; garing dan manis. Dan, air putih yang mereka masak masih dengan menggunakan kayu bakar, rasanya bisa jadi rasa bambu. Unik.
Ah, kenapa jadi bicara terus soal makanan? Mari lanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan, saya bertanya kepada Pak Erwin soal penampilan dan pakaian khas Baduy Dalam. Jika berpapasan dengan laki-laki Baduy Dalam, yang paling menonjol adalah koncer (simpul ikat kepala untuk lelaki muda) atau telekung (simpul ikat kepala untuk lelaki paruh baya) yang terikat di kepala. Tapi, coba perhatikan lebih seksama apa yang ada di balik ikat kepala mereka. Ya, semua laki-laki di Baduy Dalam berambut panjang. Sejatinya, mereka tidak diperkenankan untuk memotong rambut, sebagai salah satu peraturan adat yang harus dipatuhi.
Nah, mengenai pakaian, hal yang saya tahu adalah bahwa pakaian Baduy Dalam adalah harus berwarna putih dan Baduy Luar identik dengan pakaian berwarna hitam. Kenyataannya tidak "sehitam-putih" itu. Pak Erwin mulai bercerita. Masyarakat di kampung-kampung Baduy Dalam mengenakan kain katun berwarna putih atau hitam kebiruan bernama jamang, dengan bawahan berupa kain hitam tenunan bermotif garis yang disebut samping aros. Untuk ikat kepala, yang boleh digunakan adalah romal berwarna putih atau hitam. Sementara di Baduy Luar, yang banyak digunakan adalah celana poleng (celana pendek berwarna hitam) dan atasan batik khas Baduy Luar berwarna biru dengan macam-macam motif, seperti hariang, genjer, memble, atau merong. Tapi, di luar celana poleng dan batik, sudah banyak pula orang-orang Baduy Luar yang telah mengenakan kaus modern, atau untuk wanita, mengenakan tank top katun serta kebaya berwarna-warni, misalnya cokelat tua dan biru tua. Saya mengangguk-angguk kagum.
Semua hal memang sudah lebih longgar di Baduy Luar. Setidaknya, selalu lebih longgar daripada Baduy Dalam. Dan, sedikit demi sedikit kelonggaran itu juga akan mampir ke Baduy Dalam, menurut saya. Tapi, dari sekian banyak aturan, aturan adat yang paling membuat saya tertegun adalah masalah listrik dan pendidikan. Lepas dari segala manfaatnya yang bejibun, dua hal yang bagi masyarakat di luar Baduy adalah hal yang vital dan fatal tersebut malah dilarang oleh aturan adat. Alhasil, masyarakat Baduy lebih memilih untuk hidup dalam gelap, dalam kesederhanaan, dan dalam kebutaan terhadap ilmu. Seperti ketika di akhir berkeliling kampung, kegelapan sama sekali sudah tidak bisa dibendung. Saatnya kami pulang ke rumah Pak Surjaya.
Lepas dari segala peraturan adat yang saya bayangkan begitu berat dan mengikat, saya ingin sekali angkat topi tinggi-tinggi atas ketegasan sikap mereka yang memilih menjauhkan diri dari konsep "modern". Betapa mereka kelihatan bahagia-bahagia saja meski hidup dalam kesederhanaan. Besok mari kita jalan-jalan lagi.

Monday, August 1, 2011

Lupa Password MAC ?

Macbook’s Gue Vs Lenovo’s Agi Antree Dong!!
Lupa Password Mac Loe?…

Caranya:

1. waktu start OS tekan + tahan tombol Command + S.
2. Seharusnya Mac anda akan masuk di terminal mode. Disitu ketik perintah “mount -uw /” (ga pake tanda petik)
3. ketik lagi “rm -f /var/db/.AppleSetupDone”
4. trus ketik “shutdown -r now”

Selesai 4 langkah mudah-gampang-dan-cepat-serta-efisien diatas Mac bakal restart lagi.. dan voila!! Mac OS kayak baru lagi.. keluar welcome screen nya lagi. Nah dari situ bisa bikin Administrator login baru trus nge reset password account lama :D

langkah2 ini berlaku utk hampir semua OS X (tested on panther, tiger, and leo tapi mestinya yg laen juga jalan kok) di coba aja.. ga akan sampe hilang data..

Btw, perhatiin hurup besar kecil nya ya… soalnya di terminal case sensitif
Selamat mencoba!